Iklan

Space Iklan Untuk Anda, Harap hubungi Redaksi Volunteer Pencerahan Bangsa untuk info pemasangan Iklan.
Home » » Kesalahan Fatal Prabowo di Pilkada DKI

Kesalahan Fatal Prabowo di Pilkada DKI

Written By Unknown on Thursday, May 15, 2014 | 5/15/2014 09:26:00 PM


Sesuai dengan kesepakatan Mega - Prabowo sebelum Pilpres 2009, capres PDIP tahun 2014 adalah Prabowo. Keputusan PDIP/Megawati ini sudah final. Pada Pilpres 2009, Mega - Prabowo sepakat maju sebaagai berduet dengan sebagian besar biaya pilpres mereka ditanggung Prabowo.

Saat itu Mega mengatakan bahwa pencapresannya ini adalah yang terakhir. Sementara pada pilpres 2014 nanti, capres kader PDIP belum ada. Sebagai cawapres Megawati, Prabowo habis-habisan keluarkan uang untuk pemenangan mereka namun gagal. Kegagalan yangg bikin prabowo stress dan kena stroke

Cukup lama Prabowo menghilang. Bolak balik Jakarta - Jerman untuk sembuhkan penyakit strokenya. Hampir 1.5 tahun untuk pulihkan kesehatannya. Mengenai penyakit stroke Prabowo, kami pernah ungkapkan setahun yang lalu. Seorang kerabat Prabowo hubungi kami dan jelaskan penyakit tsb.

Menurut beliau penyakit stroke prabowo itu kategori stroke ringan dan dapat disembuhkan. Penjelasannya memuaskan krna beliau juga dokter. Pada saat kampanye mendukung Jokowi Ahok, memang terlihat Prabowo kelihatan sudahh hampir sembuh total. Meski stamianya mudah/cepat drop

Saat ini mungkin kesehatan prabowo sudah hampir pulih sepenuhnya. Namun, dari pengamatan kami, staminanya tidak lagi seperti dulu. Sebelum kehadiran Jokowi di pentas politik nasional, elektabilitas Prabowo cukup tinggi. Beliau confident untuk maju dan menang Pilpres. Sayangnya, Prabowo salah langkah, kena jebakan batman oleh para konglomerat dan Luhut Panjaitan cs yang menyelip di tikungan pilkada DKI

Jokowi yang semula hanya tokoh lokal, atas rekomendasi @Pak_JK dipromosikan sebagai bakal Cagub ke Mega setelah Djan Faridz dinilai kurang layak. Jokowi yang semula hanya ditargetkan sbg cagub Jateng dengan dukungan Imelda dan edward suryajaya, tiba-tiba dibelokan ke cagub DKI.

Mega dan PDIP yang saat itu sedang mempertimbangkan Mayjed Adang Ruchyatna dan Letjen Mar Nono Sampono, tiba-tiba disodorkan Jokowi oleh JK. JK merekomendasi Jokowi, sementara Prabowo dan Djan Faridz langsung jambangi Megawati utk minta keputusan secepatnya krna deadline KPUD

Di detik-detik terakhir, akhirnya Megawati setuju PDIP mengusung Jokowi sebagaicagub DKI. Mahar 60 Milyar dr Djan Faridz pun diserahkan ke PDIP. Jokowi bilang ke Prabowo bahwa dia tidak punya uang. Prabowo sambut degan tangan terbuka dan siap carikan dana pemenangan Pilkada DKI.

Sebelumnya, Prabowo ‘dipaksakan’ adiknya Hashim untuk terima pencalonan Ahok alias Basuki Indra alias Basuki Purnama allias Zhong Wan Xie. Pencalonan Ahok yang WNI Tionghoa sebagai cawagub DKI dimaksudkan Hashim untuk meredusir/eliminir sikap antipati wni tionghoa terhadap Prabowo.

Ketika nama Deddy Mizwar ditolak mentah-metah oleh Prabowo sebagai bakal cawagub dan argumentasi Hashim bisa diterimanya, Ahok pun disetujui Bowo. Nama Ahok muncul bukan tiba-tiba. Dia dipersiapkan oleh Djan Faridz yang juga masih kakak ipar Ahok dari istri ketiganya. Juga peran sutiyoso

Ahok adalah mantan staf pribadi Sutiyoso saat jadi Gubernur DKI. Djan Faridz dan Sutiyoso adalah sohib dan ‘kolusi abadi’ di Tabah Abang. Sutiyoso dan Djan Faridz punya musuh bersama yakni Foke yang tidak bersedia menjadi ‘tukang cuci piring kotor’ mereka berdua.

Jokowi Ahok awalnya secara diam-diam didukung juga oleh konglomerat-konglomerat dan komunitas tionghoa DKI. Dukungan ini kemudian membesar bak bola salju. Luhut Panjaitan yang ‘resah’ melihat elektabilitas Prabowo sebagai capres yang terus melejit, diam-diam bermanuver sebagai koordinator donatur Jokohok. Dengan aksesnya yang sangat luas, LP mampu yakinkan ARB agar ‘melepaskan diri’ dari kepentingannya terhadap cagub Golkar Alex Nurdin

Bahkan ARB alias Ical ‘kabur’ ke USA sehari sebelum Pilkada DKI dimulai. LP juga rajut dukungan ke konglomerat-konglomerad & komunitas non muslim. LP juga mampu yakinkan konglo-konglo buronan BLBI untuk merapatkan barisan dukung Jokowi Ahok dan sekaligus persiapkan rencana capres Jokowi

Dengan dukungan penuh semua kelompok tadi, Jokowi Ahok menang di Pilkada DKI. Ephoria pun meledak. Rencana berikutnya dijalankan. Prabowo yang menjadi insiator, promotor, garantor dan donatur Jokowi Ahok hanya sebentar menikmati suasana pesta kemenangan itu.

Tidak sampai sebulan Jokowi Ahok dilantik sudahh mulai timbul friksi/gesekan antara Gerindra dan PDIP, antara Prabowo dan Megawati. Saat itu kami pernah kultwitkan tanda-tanda perpecahan PDIP - Gerindra yang diawali dengan rebutan status pihak yang paling berjasa pada pilkada.

Setelah rebutan status atau predikat sbg pihak yanhg paling berjasa terhadap kemenangan Jokohok, muncul lagi isu baru : Penumpang Gelap ! Megawati dan almarhum TK selalu teriakan bahaya ‘penumpang gelap’ pilkada ini. Penumpang gelap yang tunggangi kesuksesan Jokowi ahok.

Tuduhan penumpang gelap yang sejatinya bukan ditujukan kepada Prabowo cs namun menimbulkan ketegangan dan saling curiga antara mereka. Mega lebih mengarahkan tudingan penumpang gelap kepada kelompok-kelompok lain yg bergabung menyusul belakangan tapi klaim sebagai pahlawan No. 1

Gesekan berikutnya terjadi ketika PDIP - Gerindra sibuk berebut kendali atas diri Jokowi Ahok. Celakanya, PDIP merasa dirugikan Gerindra. Gerindra dgn poster-poster raksasa bergambarkan wajah Prabowo di seantero DKI Jakarta sampai ke Bandara Soetta, usung slogan : Jakarta Baru !

Sementara itu sesuai kesepakatan sebelumnya, Jokowi tetap berada di luar kantor Gubernur dan terus dorong popularitasnya dengan blusukan. Ahok tetap stay di kantor dan jalankan fungsi sebagai Gubernur DKI de facto. Pimpin birokrasi dan kendalikan pemerintahan propinsi DKI Jakarta.

Pembagian tugas/fungsi ini menyulitkan PDIP untuk kuasai dan mengambil ‘saham’ pada posisi-posisi strategis di Pemprov DKI. Gesekan kian keras. Suasana panas dan komunikasi yang buntu antara Prabowo - Megawati pasca pilkada DKI berbuntut panjang. Saat Pilkada Jabar, hubungan mereka retak.

Prabowo yakin dengan segala argumentasi termasuk hasil survey internalnya, ngotot usung Teten Masduki sebagai Cagub Jabar. Mega tidak setuju. Mega ngotot Rieke yang jadi Cagub. Lobi-lobi gagal karena komunikasi tidak kondusif. Mega pertahankan Rieke, Prabowo tidak setuju dan keluar

Maka gagallah rencana koalisi permanen PDIP - Gerindra yang semula mau diterapkan di semua pilkada di seluruh Indonesia. Hanya seumur jagung. Prabowo meninggalkan Mega dan Rieke yang menurutnya pasti kalah dan balik kanan dukung Dede Yusuf di Pilkada Jawa Barat. DY pun KO !

Sementara itu, Jokowi yang disetting habis-habisan untuk dipromosikan melalui mayoritas jaringan media massa kian melejit popularitasnya. Peningkatan popularitas/ elektabiltas Jokowi sebagai capres by design dengan dukungan dana yang luar biasa besar ini menggerogoti kans Prabowo.

Peluang pencapresan dan keberhasilan Prabowo di Pilpres 2014 semakin terkikis habis. Prabowo seperti membesarkan Jokowi sebagai anak macan. Sikap dan sifat emosional/temperamental Prabowo jadi pemicu anjlok peluang. Statement Prabowo : Siap Kalahkan Jokowi itu sangat blunder !

Prabowo harus ingat investasi dia yang sangat besar pada Megawati/PDIP saat Pilpres 2009 dan komitment Mega usung Prabowo sebagai Capres PDIP. Bagaimana pun jg Prabowo harus ingat bahwa Jokowi itu “kader dan binaanya” sendiri. Prabowo yang besarkan Jokowi, kok malah masuk jebakan batman?

Jika Prabowo tidak bisa lihat jebakan, umpan, isu, opini dan kontra opini yang memang diciptakan untuk singkirkan dia, bagaimana dia bisa jadi presiden ? Namun, kelihatannya Prabowo sudah mulai sadar dan dapat kendalikan diri lagi. Beebrapa minggu terakhir ini, sikapnya sudah mulai on the track

Prabowo lebih baik konsen dengan ancaman besar dari Istana yang mau hancurkan dia dengan isu dan opini seiring dibentuknya pengadilan Ham ad hoc. Sanggupkan Prabowo dan Gerindra bertahan dari serangan gelombang kedua SBY setelah sukses hancurkan Anas dan PKS dgn pinjam tangan KPK?

Sanggupkah Prabowo jika selamat dari serangan SBY, mengalahkan pihak lawan yang kini malah menjadi pengendali Jokowi ? Kita lihat saja nanti.

Sumber @TrioMacan2000 08/Jul/2013 10:49:07 AM 
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

 
Creating Website | Volunteer |
Copyright © 2011. Volunteer Pencerahan Bangsa - All Rights Reserved
Creating Website Published by Volunteer