Iklan

Space Iklan Untuk Anda, Harap hubungi Redaksi Volunteer Pencerahan Bangsa untuk info pemasangan Iklan.
Home » » Fakta-fakta Kejahatan moral Jokowi

Fakta-fakta Kejahatan moral Jokowi

Written By Unknown on Sunday, April 27, 2014 | 4/27/2014 01:58:00 AM



Fakta-Fakta "kejahatan moral" Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta, Maksud kami ungkapkan fakta-fakta ini adalah untuk pencerahan dan pencerdasan bangsa. Sebagai penyeimbang berita / opini keliru dari media. Fakta-fakta. Tidak ada niat buruk dalam informasikan fakta-fakta sesungguhnya tentang Jokowi. Agar Jokowi SADAR dan Warga DKI juga SADAR. Demi kebaikan bersama.

Agar kita bisa bedakan apa itu karakter, apa itu kinerja/ prestasi, apa itu kegiatan/aktifitas. Blusukan Jokowi misalnya : itu bukan prestasi. Jokowi keliling kota, masuk keluar kampung / kelurahan. Bikin PRJ Monas, pasar malam, perayaan HUT DKI & Tahun baru dan sebagainya = bukan prestasi.
Janji-janji juga bukan prestasi. KJS yang diterbitkan Jokowi / ahok beberapa bulan sebelumnya malah kemunduran. Kegagalan. Langgar Perda lagi !

Sudahlah. Belum saatnya evaluasi kinerja jokowi dgn parameter-parameter standatr pembangunan kota dan kesejahteraan rakyat kota Jakarta. Nanti saja. Kembali ke topik awal, yaitu kejahatan moral Jokowi. Apa saja. Mari kita ungkap satu per satu fakta-faktanya.
 

Jokowi itu bisa jadi calon Gubernur DKI, lalu terpilih/menang DASAR UTAMANYA adalah karena JASA 3 TOKOH : Jusuf Kalla, Prabowo, Djan Faridz. Jusuf Kalla adalah Tokoh Pertama yang memperkenalkan Jokowi sebagaibakal calon Gubernur DKI. JK minta Eep S Fatah utk nilai/ jajaki potensi Jokowi. Permintaan JK itu karena Djan Faridz yang sebelumnya digadang-gadang JK, ternyata kurang tepat, tidak pas menjadi calon Gubernur DKI untuk kalahkan Foke


Jokowi dari awal paham benar bahwa dia sebenarya bukan diproyeksikan jadi Bakal Calon Gubernur DKI. Untuk jadi Bakal Calon Gubernur Jateng pun belum pasti jadi. Jokowi adalah kader PDIP. Satu-satunya pintu masuk dan kendaraan politik yang dapat dia gunakan hanya PDIP, dan itu artinya terserah Ibu (Mega).

Pada saat jelang penutupan pendaftaran Cagub DKI, Mega sudah hampir pasti usung Mayjen Adang Ruchyatna. Cagub lain : Letjen Toto Sampono. Namun, menndekati tenggat waktu pendaftaran di KPU, JK telepon Mega. Mohon Megawati berkenan pertimbangkan Jokowi. Mega awalnya bergeming. Dukungan Mega kepada Adang Ruchiatna itu sudah bulat. Tapi, JK dgn segala kemampuannya berhasil ketuk hati Mega untuk "pertimbangkan" Jokowi.

Akhirnya Si Ibu luluh juga. Mega sekedar basa-basi setuju akan pertimbangkan bakal calon Gubernur alternatif : Jokowi. JK segera hubungi Prabowo & Djan Faridz untuk menghadap Megawati dan beri semua argumentasi untuk yakinkan Mega : Jokowi adalah calon yang tepat.

Sore itu juga Prabowo & Djan Farid datangi kediaman Mega. Prabowo & Djan Faridz mati-matian berusaha yakinkan Megawati. Mereka lobi habis-habisan. Selain dukungan total dari kedua tokoh itu (PS & DF), mereka juga menjamin menanggung semua biaya kampanye Jokowi - Ahok. Janji all out.

Sebagai bentuk keseriusan dan realisasi komitmen mereka, sore itu juga, Djan Faridz bayar 60 Miliar tunai dari 100 Miliar dari masing-masing tokoh itu. Uang muka mahar 60 M itu juga sebagai bantuan awal dari Djan Faridz kpd timses Jokowi yang akan dibentuk oleh DPP PDIP. Akhirnya Mega setuju.

Prabowo juga berkomitmen bantu minimal 100 Miliar untuk pemenangan Jokowi. Belum termasuk bantuan Hashim Djojohadikusumo & konglo-konglo lain. Beberapa hari setelah itu Jokowi memang pernah menghadap Prabowo. Menghaturkan terima kasih atas dukungan moril, politik, uang dan sebagainya dari Prabowo. Jokowi saat bertemu Prabowo kembali katakan bahwadirinya tidak punya uang untuk biaya kampanye dan pemenangan Pilgub DKI. Hanya bawa badan saja.

Prabowo dgn mantap dan penuh keyakinan mengatakan : "Pak Jokowi tidak usah risau pikirkan dana kampanye. Kami yang akan tanggung sepenuhnya"

"Buat saya, Pak Jokowi bisa menang Pilgub DKI, sudah merupakan kebahagian besar bagi saya". Prabowo memang terbukti all out dukung Jokowi

Tidak hanya uang 100 Miliar utk dana kampanye Jokowi dikeluarkan Prabowo. Semua sumber daya ekonomi, politik, militer & partai dikerahkankannya. Jaringan intelejen Prabowo dibawah pimpinan Mayjen Soenarko, mantan Danjen Kopassus/Paspampres pun luar biasa perannya dalam mainkan isu.

Cukup ? Tidak. Adik Prabowo, Hashim juga bantu dana dan lobi konglomerat-konglomerat untuk support dana, media, politik dan suara untuk pemenangan Jokowi. Bagi Prabowo, Pilkada DKI adalah barometer. Jika pihaknya menang (jokohok), maka kursi presiden RI hanya tinggal 1/2 langkah lagi.

Tahun lalu, popularitas/elektabilitas Prabowo berdasarkan survey-survey memang di urutan teratas. Nomor 1. Sangat Optimis Prabowo For RI 1. Namun, apa yang kemudian terjadi pada Jokowi ? Setelah menang, Jokowi seperti kacang lupa kulitnya. Mabuk kepayang. Lupa diri. Berkhianat.

Jasa luar biasa besar dari Prabowo / Gerindra, keluarga Djojohadikusumo dgn SANGAT MUDAH dilupakan oleh Jokowi. Prabowo dikhianatinya ! Prabowo yang bermimpi jika Jokowi jadi Gubernur DKI, akan semakin perkuat posisinya sebagai Capres terpopuler dan favorit, kini malah jadi hancur.

Kenap aJokowi TEGA khianati Prabowo ? Apa alasannya ? Bukankah khianat itu adalah seburuk-buruknya perbuatan? Anjing saja tdk mengigit tuannya ! Anjing atau binatang manapun tidak akan mau menggigit /terkam orang yang sudah melepaskannya dari jeratan. Apalagi terhadap orang yang memeliharanya. Sebagai manusia yang beradab dan bermoral, juga dalam kehidupan bermasyarakat, pengkhianatan adalah tindakan amoral yang pantas dihukum mati.

Namun tidak hanya itu. Jokowi terbukti berkhinat lagi. Kali ini giliran Pak JK yang jadi korban pengkhianatannya. Jokowi tega "tikam" Pak JK.
Pak JK "penemu, penilai, pengusul, beri rekomendasi dan bujuk mati-matian Megawati/PDIP sudi usung Jokowi, TERBUKTI dikhianati Jokowi !

Perusahaan Pak JK, PT Bukaka, sudah lama garap Proyek Monorel dan habis uang ratusan Miliar karena proyek tersebut mangkrak karena kebijakan DPRD/Foke. Besar sekali kerugian Bukaka / Pak JK di proyek Monorel yang macet itu. Eh, dilalah, Jokowi malah tunjuk Ortus sebagai pelaksana Monorel !! Ortus yang ditunjuk Jokowi sebagai pemenang Monorel adalah milik Edward Suryajaya, konglomerat pertama yang banyak bantu dana kampanye Jokowi.

Kepada kami, Pak Edward memang pernah akui bantu uang dan media saat kami bertemu beliau di kantornya tak jauh dari bundaran HI itu. Pertemuan kami dengan putra sulung mantan konglomerat terkaya di Indonesia itu terjadi sekitar sebulan sebelum pilkada DKI dilakukan.

Berdasarkan pengakuan Pak Edward kepada kami, pilgub belum dimulai, uang beliau sudah habis sekitar 28 Miliar utk pencitraan Jokowi Ahok.


Semua pengeluaran pra pilkada untuk kepentingan Jokohok itu dicatat rapi dan ada tanda tangan mengetahui/ menyetujui dari Ahok Edward adalah tim media dan pencitraan yang paling pertama support jokowi. Media miliknya dan puluhan stafnya goreng isu mobnas Esemka dll.

Kembali ke topik kejahatan moral Jokowi terhadap tokoh-tokoh yang telah bantu besarkan, biayai dan menangkan dia jadi Gubernur DKI jakarta. Kenapa Jokowi tega mengkhianati Pak JK dan Prabowo ? Karena tiba-tiba ada "Penumpang Gelap" yang masuk di tengah jalan. Mereka "MERACUNI" Jokowi.

Penumpang gelap itu bukan sembarangan orang. Para orang terkaya di republik ini, konglomerat tionghoa terkemuka dan konglo buronann BLBI. Masuknya Penumpang Gelap ini membawa triple impact terhadap Prabowo. Kenapa ? Karena koordinator mereka adalah James Riady & Luhut P
Di kalangan senior TNI ada anekdot : Jika Luhut itu agamanya Islam dan Jawa, pasti dia akan terpilih jadi presiden.

Jendral Luhut P itu mantan Menperindag dan Duta Besar RI utk Singapore. Beliau dekat dengan konglo-konglo Singapore termasuk Konglo-konglo Buronan BLBI
Masalahnya adalah : sejak beberpa tahun terakhir, kalau tidak salah pasca pecah kongsi dengan Prabowo di PT. Kiani Kertas, hubungan mereka memburuk. Hubungan memburuk diantara keduanya itu (Prabowo - Luhut) diduga sebagai motif utama Operasi Pengebirian & Pengerdilan Prabowo sebagai Capres.

Jokowi tanpa rasa malu dan dosa khianati Pak JK dan Prabowo. Pindah ke majikannya baru : James Riady dan Luhut. Moralnya taruh dimana? Masalah moral dan integritas, kami memang sangat ragukan Jokowi. Catat : Proyek Esemka yang bukan insiatifnya, ditungganginya seenak udel.

Pengakuannya bahwa dia senang bisa masuk jadi nominator walikota terbaik dunia versi Mayor Foundation yg abal-abal dan sistem vote by internet.

Kehebatannya memplintir kalimat, bermain kata-kata dan acting yang digunakan memojokan pihak menjadi "oposisi", lawan atau pengkritiknya Sedikitnya 14 kasus korupsinya di Solo (sriwedari, palimayan, KONI, videotron, pasar, dll). Isu faktual itu diplintirnya seolah-olah fitnah.
Lalu bagaimana dengan sikap PDIP terhadap karakter Jokowi yang glembuk, licik dan khianat tapi pintar akting itu ?

Tanggal 14 Agustus 2013 adalah penentuan AWAL apakah Jokowi jadi bakal calon presiden dari PDIP atau TIDAK, batal alias tidak jadi. Selain Prananda dan Puan Maharani di lingkaran inti Megawati, struktur DPP PDIP terbelah soal rencana pencapresan Jokowi. Apabila Alm. TK (maaf) masih ada, mungkin bulet anti Jokowi. Kala itu, TK bilang kemenangan Jokowi di Pilgub DKI tidaklah spektakuler.

Beberapa contoh 'aneh' telah dipaparkan dalam rapat DPP PDIP yang khusus bahas Jokowi. Termasuk fakta-fakta yang sudah kami sampaikan tadi. Intinya, ambisi Jokowi untuk Capres tidak sebanding dengan 'syahwat pertemanan' pada Pilgub DKI. Fatsun, moral, etika politik Jokowi cacat.

Prabowo yang tergetol dukung Jokowi dijauhi & dikhianati ketika sudah menjabat sebagai Gubernur. Herkules pun sudah dipandang sebelah mata. Bahkan JK pernah puji Jokowi karena dinilai punya kemampuan dalam mendengar dibanding Foke,sudah mulai dijauhi Jokowi. Mereka KORBAN Jokowi. Jokowi merasa sudah jadi Superman, Gatot Kaca, sekaligus Wali ke sepuluh atau Sunan Solo. Dia TIDAK PUNYA MALU pengen jadi capres.

Padahal, masa jabatannya baru seumur jagung. Langkahnya baru berbilang depa. Prestasinya NOL. Hanya dibesarkan OPINI MEDIA BAYARAN semata. Dalam setiap rapat formal/informal DPP PDIP, selalu muncul ungkapaan : habis manis sepah dibuang, Manusia tidaktahu diri.

"Tinggal bisikan spritual yang dapat meyakinkan IBU (Mega) untuk memendam Jokowi,". Karena semua fakta sudah terpapar di depan mata. Tanggal 14 Agustus 2013 di Solo, fit and proper test atas sikap Jokowi akan dilakukan paranormal asal Boyolali. Apa hasilnya ? Tunggu saja. MERDEKA !


Sumber @TrioMacan2000

Share this article :

1 comment:

  1. Tidak ada bukti yang kuat bagi rakyat untuk menyetujui wacana diatas !

    ReplyDelete

 
Creating Website | Volunteer |
Copyright © 2011. Volunteer Pencerahan Bangsa - All Rights Reserved
Creating Website Published by Volunteer